Tuesday 29 November 2016

PYTHON CURTUS / BLOOD PYTHON (dipong)

Blood Python (Dipong)
Nama              : Blood Python (Dipong)
Nama Latin     : Python Curtus
Ukuran            : Jantan dewasa : 1 m s/d 1,8 m
Betina dewasa : 1,5 m s/d 2,5 m
Asal                 : Indonesia (Sumatra)
Makanan       : Tikus, Unggas, serta Katak 
Keterangan     : Ular ini hidup di daerah yang lembab. Biasanya hidup daerah rawa-rawa. (termasuk salah satu reptil peliharaan vaqar)


Sanca darah hitam (Python curtus) atau kadang disebut Sanca gendang dan Dipong adalah suatu jenis ular Sanca tidak berbisa,meski beberapa herpetologis menganggap hewan ini tidak berbeda dengan jenis Sanca darah yang lain (Python breitensteini dan Python brongersmai).

Hewan dewasa bisa tumbuh sampai sepanjang 1,5-1,8 m (5-6 kaki) dengan berat badan yang besar. Ekor hewan ini begitu pendek dibandingkan dengan keseluruhan panjang tubuhnya. Pola warnanya terdiri dari warna dasar kuning kecoklatan, sawo matang atau coklat keabu-abuan yang dilapisi dengan bercak-bercak berwarna dari merah bata sampai merah darah

Hewan ini ditemukan di wilayah Asia Tenggara khususnya di Indonesia (Sumatra dan Kalimantan), Thailand selatan dan Malaysia. Menurut Stimson (1969), Lokalitas jenis hewan ini adalah "Sumatra"



Hewan betina berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan jarang mengeluarkan lebih dari selusin telur. Hewan betina tetap melingkari telur-telurnya selama masa inkubasi dan mungkin saja menggetarkan tubuhnya untuk menghasilkan panas. Namun tindakan ini memerlukan banyak tenaga dan hewan betina hanya akan melakukannya apabila temperatur disekitarnya turun dibawah 90°F (32°C). Telur akan menetas setelah 2,5-3 bulan dengan panjang tubuh bayi ular 30 cm (12 inci)

No comments:

Post a Comment