Wednesday 30 November 2016

Radiated Tortoise (Astrochelys radiata)



Merupakan spesies kura-kura darat yang relative besar di Pulau Madagaskar. Spesies ini dikenal dengan nama Sokake di Madagaskar. Spesies ini dianggap kebanyakan orang sebagai satu-satunya spesies yang terindah di antara spesies-spesies kura-kura darat lainnya. Spesies ini merupakan jenis pet yang terkenal eksotik.
Panjang carapace dari spesies ini dapat mencapai 41cm dengan berat 16kg. Sang jantan dapat dikenali dengan ekornya yang lebih panjang dari pada betina.

Karena keindahannya, populasi spesies ini semakin menipis. Diduga, 45000 spesies ini dibunuh setiap tahunnya sebagai makanan. Selain itu, keindahan spesies ini membuatnya sering diperdagangkan secara illegal. Karena itu spesies ini kini menjadi spesies yang dilindungi di dunia

GOPHER TORTOISE (kura-kura darat gopher)



Berasal dari tenggara Amerika Serikat. Spesies ini memiliki carapace yang panjangnya berkisar antara 20-30cm, dengan tinggi mencapai 15-37cm. Berat tubuhnya berkisar antara 2-6kg.
Spesies ini merupakan satu dari tiga spesies kura-kura darat yang merupakan penggali liang. Liang yang digali spesies ini dapat mencapai lebih dari 50ft dalamnya, tetapi biasanya hanya berkisar antara 15-18ft.
Gopher bertelur hanya sekali dalam setahun. Biasanya sang betina hanya menghasilkan 5-8 butir telur di sarangnya. Spesies ini mengerami telurnya sekitar 60-90 hari dengan suhu 88°F.

Di Negara bagian Florida, Gopher terdaftar sebagai spesies yang terancam punah. Kepemilikan Gopher di Negara bagian tersebut harus memiliki izin resmi. Sedangkan di Alabama, Mississippi, dan Lousiana, spesies ini sudah tercatat dalam daftar terancam punah.

DESERT TOTOISE (kura-kura darat amerika)

Spesies ini berasal dari Gurun Mojave dan Gurun Sonoran, yang terletak di barat daya Amerika Serikat, barat laut Meksiko. Spesies ini kini tersebar di sebelah barat Arizona, tenggara California, selatan Nevada, dan sebelah barat daya Utah.

Panjang usianya berkisar antara 50 hingga 80 tahun. Pertumbuhan spesies ini lambat dan tingkat reproduktifitasnya rendah. Ukuran dari spesies ini berkisar antara 25-36cm dan mencapai berat sekitar 0,2-5kg. Spesies ini pun termasuk dalam daftar yang dilindungi dan tidak boleh dibawa melintasi batas Negara (kecuali memperoleh izin).



KURA KURA LEOPARD TORTOISE

Leopard Tortoise (Geochelone pardalis), gampang banget dikenali karena bentuk badannya yang unik & juga pola di tempurungnya yang cantik.Tempurung kura kura ini sangat menonjol karena biasanya memiliki tinggi lebih dari setengah panjang tubuhnya. Nama ‘Leopard’ diberikan pada kura kura ini karena warna & pola pada tempurungnya yang menyerupai warna leopard. Leopard tortoise dewasa bisa mencapai berat 43 kilo tapi yang biasa ditemukan ‘hanya’ berkisar antara 10 hingga 15 kilo dengan panjang 40 hingga 50 cm.




Kura kura ini terdiri dari 2 subspecies, Geochelone pardalis pardalis dan Geochelone pardalis babcocki, dan hal yang paling membedakannya adalah pola tempurung kura kura muda. G. p. pardalis yang masih muda bisa dikenali dari bintik yang banyak di bagian tengah tempurungnya, sedangkan G. p. babcocki akan memiliki bermacam variasi dari tidak ada bintik, hanya satu bintik hingga satu bintik yang menyambung pada perbatasan tempurungnya. Tapi karakteristik ini tidak bisa dipakai untuk identifikasi yang pasti karena jangkauan luas dan populasi leopard tortoise yang tumpang tindih. Jadi untuk saat ini, hanya ada satu spesies kura-kura yang kenali sebagai Leopard Tortoise yaitu Geochelone pardalis.

KURA KURA GALAPAGOS / galapagos tortois



Kura kura Galapagos adalah kura kura terbesar di dunia yang masih hidup. Kura kura Galapagos dapat memiliki panjang hingga 1,2 meter dan berat mencapai 300 kg. Dapat hidup hingga usia 150 tahun. Tetapi, karena beratnya, sebagaimana umumnya kura-kura darat, jenis kura-kura ini hanya dapat berjalan hanya mencapai sekitar 0,5 km per jam. 
Kura kura Galapagos pertama kali didokumentasikan oleh ilmuwan terkenal Charles Darwin ketika ia menginjakkan kaki di Pulau Galapagos beberapa abad lalu. Ya, kura-kura terbesar di dunia ini dikenal dengan nama Kura-kura Galapagos. Kura kura Galapagos secara ilmiah dikenal dengan nama Chelonoidis nigra, merupakan salah satu dari dua jenis kura-kura terbesar di dunia yang hidup di era modern. Jenis lainnya adalah kura-kura yang hidup di Atol Aldabra, dikenal sebagai Kura-kura Aldabra (Aldabrachelys gigantea).

Habitat Kura kura Galapagos

Sesuai dengan namanya, kura-kura ini berasal dari Pulau Galapagos, Ekuador. Secara taksonomi, Kura kura Galapagos mengalami perubahan dalam beberapa dekade sejak ditemukan.  Saat ini, paling tidak ada 14 spesies, meskipun penelitian genetik terbaru telah menunjukkan terdapat perbedaan besar di antara beberapa populasi di pulau yang sama . Dari 14 spesies tersebut, hanya sepuluh spesies yang masih ditemukan. Sisanya, 4 spesies, termasuk hewan punah. Keempat belas spesies tersebut mewakili 14 lokasi habitat yang berbeda di gugusan Pulau Galapagos. Masing-masing sebaran populasi kura-kura raksasa aslinya terdapat di pulau-pulau besar – Pulau EspaƱola, Fernandina, Floreana, Pinta, Pinzon, San Cristobal, Santa Cruz, Santa Fe, Santiago – serta lima gunung berapi besar di Pulau Isabela – Wolf, Darwin, Alcedo, Sierra negra, Cerro Azul.

Perilaku Kura kura Galapagos

Dibandingkan dengan manusia, Kura kura Galapagos layak disebut “malas” karena menghabiskan rata-rata 16 jam dalam sehari untuk beristirahat atau berdiam diri. Tingkat aktivitas mereka didorong oleh suhu lingkungan, ketersediaan pangan. Pada musim dingin, mereka aktif pada tengah hari, tidur di pagi. Pada musim panas, masa aktif mereka pagi serta sore hari, sementara siang beristirahat berusaha untuk berdiam diri di bawah naungan semak, berendam kubangan lumpur.
Kura kura Galapagos termasuk jenis hewan herbivora. Memakan tumbuhan terutama kaktus, rumput, buah-buahan. Mereka minum sejumlah besar air bila tersedia, kemudian menyimpannya dalam kandung kemih mereka untuk jangka waktu yang lama. Perilaku ini mirip seperti unta!
Kura kura Galapagos berkembang biak terutama selama musim panas (Januari-Mei), meskipun perilaku kawin dapat terlihat di sepanjang tahun. Selama musim dingin (Juni sampai November), kura-kura betina bermigrasi ke zona bersarang (umumnya di daerah yang lebih kering) untuk bertelur. Betina dapat meletakkan 1-4 sarang selama musim bertelur (Juni-Desember). Betina menggali lubang dengan kaki belakangnya, kemudian memungkinkan telur jatuh ke dalam sarang. Akhirnya menutup sarang dengan menguruk pasir menutupi sarang menggunakan kaki belakangnya. Seperti perilaku penyu.
Jumlah telur Kura kura Galapagos berkisar 2-7 untuk kura-kura betina dengan bentuk tempurung seperti pelana kuda. Sedangkan untuk kura kura galapagos betina dengan tempurung menjulang tinggi seperti kubah, jumlah telur antara 20-25 telur. Telur akan menetas setelah 110-175 hari. Masa inkubasi tergantung pada bulan saat bertelur. Jika bertelur di awal musim dingin, maka akan membutuhkan masa inkubasi lebih lama dibandingkan bertelur pada akhir musim dingin atau awal musim pans. Setelah menetas, tukik tetap berada di sarang selama beberapa minggu sebelum muncul keluar.

Komunikasi kura kura Galapagos

Kura kura Galapagos memiliki beberapa cara untuk berkomunikasi satu sama lain. Satu-satunya suara diketahui pada Kura kura Galapagos adalah suara mengerang oleh jantan ketika kawin. Mengerang secara periodik, terdengar mirip erangan suara sapi. Kura-kura betina tidak membuat vokalisasi sama sekali. Metode utama komunikasi kura-kura adalah perilaku. Seperti pada banyak spesies lainnya, mereka memiliki cara menyampaikan pesan untuk menunjukkan dominasi serta membela diri. Untuk menunjukkan dominasi dalam persaingan dengan kura-kura lain, jantan akan berdiri tegak, saling berhadapan dengan mulut membuka lebar, dan meregangkan leher setinggi mungkin. Kepala tertinggi hampir selalu “menang”, sementara yang kalah mundur, pergi.

Kura kura Galapagos terancam punah

Sebagaimana terjadi pada satwa liar memiliki keunikan, daya tarik, cantik, satwa langka, Kura kura Galapagos terancam oleh kerusakan habitat, perburuan, perdagangan ilegal. Perilaku demi mengejar keuntungan ekonomi semata. Kura-kura adalah spesies yang berhasil bertahan hidup sejak zaman dinosaurus, tetapi mengalami resiko kepunahan terbesar akibat perilaku manusia serakah. Memburu, mengambil mereka dari habitat demi alasan status sosial (gengsi karena kura-kura ini berharga mahal) atau kecintaan salah kaprah (memelihara satwa liar dengan alasan mencintai satwa tersebut).

KURA KURA ALDABRA


Di habitat aslinya, kura-kura aldabra yang memiliki nama latin Aldabrachelys Gigantea hidup di padang rumput dan menghabiskan waktunya untuk mencari makan. Kura-kura aldabra adalah jenis kura-kura herbivora (pemakan tumbuhan), meski kadang-kadang juga memakan serangga, bangkai hewan-hewan kecil, dan kura-kura lain yang sudah mati.
Kura-kura aldabra adalah jenis kura-kura yang berumur panjang selain kura-kura galapagos. Umur kura-kura aldabra bisa mencapai 200 tahun. Secara fisik, kura-kura aldabra bisa dikenali dengan bentuk kaki yang kuat, leher yang panjang, serta bentuk tempurung yang berbentuk dome tinggi. 
Meski ada beberapa perbedaan, cara memelihara kura-kura aldabra relatif sama dengan cara memelihara sulcata. Dan berikut adalah cara memelihara kura-kura aldabra:

1.        kandang kura-kura aldabra.
tidak dibutuhkan kandang khusus untuk memelihara aldabra. anda bisa menggunakan akuarium atau container box sebagai kandang kura-kura aldabra. sebagai alas kandang (bidder), anda bisa menggunakan kertas koran yang bersih sebagai alas kandang kura-kura aldabra. Kandang aldabra sebaiknya dibersihkan setiap minggu sekali secara menyeluruh. Anda juga sebaiknya mengangkat kotoran kura-kura aldabra dari dalam kandang setiap hari.
2.        makanan kura-kura aldabra.
seperti yang sudah dikemukakan diatas, makanan kura-kura aldabra adalah tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran. para penggemar kura-kura aldabra biasanya memberikan buah-buahan seperti apel dan pisang sebagai makanan aldabra. anda juga bisa memberikan pellet sayuran yang biasa dijual di toko makanan hewan tertentu. tempat minum bisa anda taruh di pojok kandang. air minum yang diberikan untuk kura-kura aldabra adalah jenis air mineral, dan ganti air minum setiap 3 hari sekali.

3.        cara merawat kura-kura aldabra.
tidak dibutuhkan perawatan khusus kura-kura aldabra. untuk menjaga kesehatannya, anda cukup menjemur kura-kura aldabra setiap minggu dibawah sinar matahari. lakukan penjemuran ini dibawah jam 9 pagi selama 10 menit.


Kura-kura Moncong Babi (Carettochelys insculpta)



Kerajaan          : Animalia.
Filum               : Chordata.
Kelas               : Reptilia.
Ordo                : Testudines.
Famili              : Carettochelyidae.
Genus              : Carettochelys.

Spesies            : Carettochelys insculpta 



Labi-labi Moncong Babi  merupakan salah satu reptil asli Indonesia dari famili Carettochelyidae. Keberadaannya di alam bebas semakin langka dan terancam punah. Ancaman terhadap kelestarian Labi-labi Moncong Babi (Carettochelys insculpta) lebih disebabkan oleh faktor perburuan liar untuk diperjualbelikan (jual beli hewan langka). Padahal Labi-labi Moncong Babi merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.

Labi-labi Moncong Babi kerap disebut juga sebagai kura-kura, meskipun sebenarnya penyebutan tersebut kurang tepat (baca : Perbedaan Kura-Kura, Penyu, dan Bulus). Nama latin reptil ini adalah Carettochelys insculpta Ramsay, 1886. Mempunyai beberapa nama sinonim seperti Carettochelys canni Artner, 2003; Carettochelys insculpta Wells, 2002; Carettochelys insculptus Ramsay, 1886. Dalam bahasa Inggris, reptil ini sibeut sebagai Pig-nosed Turtle, Fly River Turtle, New Guinea Plateless Turtle, Pig-nose Turtle, atau Pitted-shell Turtle.

Ciri fisik Labi-labi Moncong Babi mudah dikenali melalui bentuk hidup yang menyerupai hidup babi. Dari bentuk khas hidungnya tersebut, nama ‘moncong babi’ dan ‘pig nose’ melekat pada nama bulus ini. Panjang tubuhnya antara 46-70 cm dengan berat rata-rata 22,5 kg. Karapasnya, seperti umumnya jenis bulus lainnya, tidak keras dan lebih menyerupai kulit tebal. Tekstur karapas (tempurung) kasar, dengan warna bervariasi mulai coklat hingga abu-abu gelap. Sedangkan plastron (bagian bawah tubuh, perut) berwarna krem. Bagian kaki berwarna abu-abu gelap. Bentuk kaki menyerupai sirip dengan masing-masing meiliki dua cakar yang kuat. Labi-labi Moncong Babi memiliki rahang yang kuat dan ekor pendek. Ukuran jantan umumnya lebih kecil dibanding betina, namun memiliki ekor yang lebih panjang dan tebal.

Labi-labi Moncong Babi, sebagaimana jenis bulus lainnya, lebih banyak menghabiskan waktunya di air. Bahkan jarang ditemui naik ke daratan. Mendiami air tawar dan muara air. Dapat ditemukan di daerah pantai berpasir atau di hamparan rumput rawa di sungai, anak sungai, danau, air payau, dan mata air panas.

Merupakan hewan omnivora yang memakan buah, daun, moluska, krustasea, hingga serangga. Mencapai usia matang (dewasa) saat berusia 18 tahun (betina) dan 16 tahun (jantan). Umur di habitat asli tidak diketahui namun yang di penangkaran mampu hidup hingga berusia 38 tahun. Masa berbiak Labi-labi Moncong Babi pada akhir musim kemarau.
Reptil dengan nama latin Carettochelys insculpta ini merupakan hewan asli Indonesia. Daerah sebarannya terbatas di Papua bagian selatan mulai dari Timika, Asmat, Mappi, Boven Digul, Yahukimo, hingga sebagian kecil wilayah Merauke. Selain itu dijumpai juga di sebagian Papua Nugini bagian selatan dan Australia bagian utara.
Labi-labi Moncong Babi (Pig-nosed Turtle) menjadi salah satu reptil langka dan terancam kelestariannya di Indonesia. Jumlah populasi pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan mengalami penurunan populasi yang drastis. Ancaman terhadap utama terhadap kelestarian reptil ini adalah perburuan liar untuk diperdagangkan baik sebagai hewan peliharaan ataupun dikonsumsi daging dan telurnya. Jenis bulus ini merupakan salah satu kura-kura yang paling banyak dieksploitasi dan diselundupkan ke luar negeri. Selain itu juga terancaman akibat dari kerusakan habitat.
Padahal Labi-labi Moncong Babi (Carettochelys insculpta) merupakan salah satu hewan langka dan dilindungi di Indonesia. Daftar Merah IUCN memasukkan spesies ini sebagai Vulnerable (Rentan). CITES pun mendaftarnya dalam daftar Appendix II yang artinya hanya boleh diperdagangkan secara internasional dengan pengawasan khusus dan ketat. Sedangkan di Indonesia, Labi-labi Moncong Babi menjadi salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 dan UU Nomor 1990.
Dengan statusnya yang dilindungi, seharusnya perburuan liar Labi-labi Moncong Babi (Carettochelys insculpta) tidak diperbolehkan. Termasuk memperjualbelikan (perdagangan) dan memelihara kura-kura air tawar ini yang diambil dari alam liar. Perdagangan hanya bisa dilakukan pada individu yang dihasilkan dari penangkaran resmi. Sehingga bagi pemelihara kura-kura bermoncong babi ini harus memastikan bahwa reptil yang dipeliharanya betul-betul dihasilkan dari penangkaran dan bukannya ditangkap dari alam liar, tentunya dengan dibuktikan dokumen-dokumen yang sah.

SPINY SOFTSHELL (BULUS/LABI-LABI)

Bagi Sobat yang ingin menangkarkan bulus agar berhasil maka kita perlu mengetahui kebiasaan hidup mereka dialam bebas sehingga dengan demikian kita bisa memperlakukannya mereka layaknya hidupdalam alam liar. Tentu dengan harapan demikian labi-labi yang kita budidayakan akan beranak pinak dengan baik
Bulus atau juga sering disebut dengan nama labi-labi yang termasuk hewan reptil ini baik yang baru menetas maupun labi-labi yang sudah dewasa bernapas dengan paru-paru (pulmo).
Selain itu kebiasaan bulus yang perlu kita ketahui antara lain:

Kebiasaan makan
Labi-labi memakan ikan dan udang kecil di alam. Di kolam, labi-labi bisa diberikan pakan berupa cincangan ikan, pelet ikan hias atau diberi cincangan isi hewan ternak yang sudah disembelih.


Kebiasaan berkembang biak
Di alam, labi-labi umumnya berpijah antara Juli—Desember. Labi-labi berkembang biak dengan cara bertelur (ovivar). Setiap kali labi-labi bertelur mencapai 10-30 butir. Telur berwarna krem dengan diameter antara 2-3 cm. Telur-telur yang dikeluarkan ditimbun dalam tanah berpasir selama lebih kurang 45-50 hari pada suhu 25-30 derajat C.

kura kura sulcata

Pada kesempatan kali ini saya berkesempatan untuk berbagai informasi mengenai kura-kura sulcata. Salah satu jenis hewan reptil yang berasal dari beberapa bagian Afrika. Sulcata termasuk dalam kategori kura-kura darat atau tortoise. Reptil ini hidup dengan baik di daratan panas yang memiliki suhu yang tinggi. Kebanyakan reptil ini ditemukan di sebagian besar wilayah di Afrika, mulai dari gurun Sahara kemudian memasuki beberapa negara yang kering seperti Nigeria, Mali, Mauritania, Senegal, Sudan, Ethiopia hingga masuk ke pantai panas Massaua yang berbatasan dengan Laut Merah.
Berhubung kura-kura sulcata terbiasa hidup di daerah kering maka kita yang mau memeliharanya di Indonesia harus tahu betul bagaimana memperlakukan hewan ini. Pemilihan tempat tinggal hingga penjagaan kelembaban udara menjadi bagian penting dalam memelihara hewan ini. Saya akan memberikan panduan lengkap bagaimana memelihara sulcata dengan baik untuk pemula, jadi jangan khawatir jika ini adalah pertama kalinya Anda memelihara kura-kura.
Mungkin Anda sudah terlanjur membeli kura-kura ini, atau saat ini Anda sedang mempertimbangkan untuk membeli sulcata. Nah bagi Anda yang baru ingin membeli, perhatikan terlebih dahulu ciri-ciri reptil ini, jangan sampai Anda membeli kura-kura yang berbeda dengan yang anda harapkan. Sulcata merupakan kura-kura darat yang biasanya memeliki panjang 60 hingga 75 cm dengan berat antara 36 hingga 50 kg. Umur tertua sulcata yang pernah ada di dunia ditemukan di Zoological Gardens Giza, yaitu 54 tahun.
Ciri khas sulcata terletak pada bagian cangkangnya yang berwarna kecoklatan dan kekuningan, cangkangnya itu rata dan cukup luas. Sisik pada cangkangnya terlihat kokoh dimana sangat mendukung dengan kondisi kulit mereka yang sangat tebal. Ini adalah salah satu faktor kenapa mereka bisa tahan dari suhu panas di gurun. Kulit mereka mengurangi resiko transpirasi yang menyebabkan kehilangan jumlah cairan.
Penting sekali untuk bisa membedakan mana yang jantan dan mana yang betina untuk kura-kura ini. Secara morfologi terdapat perbedaan yang bisa digunakan untuk membedakan antar keduanya. Pejantan biasanya lebih besar jika dibandingkan dengan betina. Betina biasa nya memiliki / kerapas kulit atas pada cangkang yang agak halus karena beberapa gesekan plastron jantan. Kerapas betina juga lebih datar dengan plastron lebih cengkung dibandingkan dengan pejantan. Anda mungkin berfikir untuk membedakan kura-kura ini dari ukuran ekor atau bentuk jenis kelaminnya? sayangnya itu sangat sulit karena tidak ada perbedaan yang signifikan.

Tempat Tinggal Untuk Kura-Kura Sulcata

Sulcata merupakan kura-kura darat yang terbiasa hidup di derah bersuhu tinggi. Meskipun begitu mereka masih memberikan toleransi pada beberapa tempat dengan suhu cukup rendah namun tidak untuk daerah yang memiliki cuaca lembab / basah. Jika Anda ingin memberikan tempat tinggal untuk reptil ini, berilah mereka tempat yang benar-benar kering karena mereka terbiasa dengan suhu 29-40 Celcius.
Berhubung Di Indonesia memiliki 2 musim yang tidak bisa ditawar lagi. Mungkin untuk musim kemarau tidak ada masalah, namun untuk musim penghujan kita perlu mencari cara untuk menjaga agar kandang tetap kering. Anda bisa menyiasatinya dengan membuat kandang dalam ruangan saat musim hujan. Anda harus memasukkan kura-kura ini kedalam ruangan saat hujan turun agar kadangnya tidak lembab / basah. Anda juga harus memperhatikan bahwa kura-kura ini sangat suka menggali dan mereka sangat baik untuk hal tersebut. Sehingga penting sekali untuk memperhatikan kondisi tanah dilingkungan sekitar jangan sampai mereka menggali tanah yang sangat lembab.

Makanan Kura-Kura Sulcata

Sulcata adalah reptil yang doyan makan, Anda harus mempersiapkan banyak pakan untuk kura-kura darat ini. Dalam kehidupan alaminya, mereka akan mendapatkan berbagai asupan dari serat tanaman rumput dan berbagai jenis buah-buahan. Dalam perawatan Anda dirumah, usahakan Anda bisa membiarkan kura-kura ini merumput pada rerumputan yang bebas dari pestisida dan herbisida. Jika sudah besar kura-kura ini membutuhkan jumlah rumput yang lebih banyak jadi pikirkan hal tersebut mulai dari sekarang.
Asupan penting yang harus dipenuhi untuk kura-kura ini berupa keseimbangan rasio fosfor, protein dan serat. Jangan terlalu banyak memberikan fosfor dengan kandungan kalsium yang rendah karena bisa menyebabkan pelunakan tulang dan deformitas serta merusak metabolisme kura-kura. Terlalu banyak protein juga bisa menyebabkan pertumbuhan terlalu cepat sehingga kadang menjadi penyakit gagal ginjal atau kelainan yang menurunkan rentang hidup hewan ini. Serat menjadi bagian penting pada pertumbuhan alami kura-kura ini. Untuk menyediakan asupan serat, Anda bisa menggunakan serpihan jerami atau beberapa jenis biji-bijian.
Anda juga perlu berhati-hati jika memberikan beberapa jenis sayuran dan buah-buahan karena makanan yang lembab bisa menyebabkan kerusakan fungsi tiroid dan menyebabkan goiter. Anda boleh memberikan sayuran dan buah-buahan namun dalam porsi yang sedikit saja. Jika Anda berencana untuk memilih produk pakan komersil, pilihlah makanan kura-kura sulcata yang mengandung bahan kedelai atau jagung. Bacalah komposisi dari setiap merk produk pakan komersial sebelum Anda menggunakannya.

Penyakit Kura-Kura Sulcata

Masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh kura-kura darat ini adalah pelunakan shell yang berkaitan dengan kekurangan kalsium dan kelebihan fosfor. Masalah kedua biasanya terjadi karena kebanyakan asupan protein yang sering menyebabkan kematian. Protein bisa meningkatkan volume air didalam tubuh dan menyebabkan pengenceran urat. Sulcata juga rentan terhadap gangguan pernapasan karena infeksi baik karena makanan ataupun kondisi lingkungan sekitar. Infeksi pernapasan biasanya memiliki gejala seperti mata berair, kehilangan nafsu makan dan lesu.
Bawalah kura-kura sulcata Anda ke dokter hewan jika muncul gejala-gejala seperti itu. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik yang menjadi perawatan awal terhadap masalah kesehatan.

Memperhatikan Makanan Kura-Kura Sulcata

Memelihara kura-kura darat seperti sulcata membutuhkan beberapa perhatian soal pemilihan makanan yang tepat. Kura-kura sulcata sangat sensitif terhadap beberapa hal terlebih untuk makanan yang memiliki kandungan air yang cukup banyak. Hewan ini sangat baik jika diberi makanan kering yang mengandung banyak serat namun akan menjadi masalah jika diberi makanan yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Sulcata dikenal banyak orang sebagai binatang yang hobi makan, bahkan ia disebut sebagai “mesin makan”. Beberapa orang biasanya memberikan sayuran dan buah-buahan sebagai menu makanan sehat untuk kura-kura, sayangnya ada beberapa makanan yang tidak cocok untuk sulcata. Untuk itulah pada kesempatan kali ini akan saya membahas beberapa pertimbangan memilih makanan sulcata agar hewan ini bisa tumbuh dengan baik saat kita pelihara.

Pilihan Bijak Makanan Kura-Kura Sulcata

Di alam yang terbuka, sulcata biasanya makan rumput berjam-jam pada siang hari. Sebagian besar asupan makanan diperoleh dari rumput yang didapat di ladang atau tempat terbuka. Hal ini juga bisa Anda terapkan dirumah Anda. Yang terpenting disini adalah memilih rerumputan yang bebas dari kontaminasi pestisida dan herbisida. Kedua jenis bahan tersebut sangat tidak bersahabat bagi reptil ini, jadi berhati-hatilah dalam memilih rumput.
Dalam memilih makanan kita perlu memperhatikan beberapa faktor penting. Ada 3 faktor penting terkait pemilihan makanan untuk kura-kura sulcata. Ketiga faktor tersebut adalah kalsium-fosfor, jumlah dan jenis protein dan kandungan serat dalam makanan. Faktor kalsium-fosfor berkaitan dengan banyaknya fosfor dibandingkan dengan jumlah asupan kalsium. Kebanyakan asupan fosfor dan kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya pelunakan tulang dan deformitas. Masalah lain yang disebabkan oleh kebanyakan fosfor adalah gangguan fungsi organ dan rusaknya sistem metabolisme pada tubuh kura-kura
Protein mungkin baik untuk sebagian jenis hewan, begitu juga dengan kura-kura darat. Tetapi kebanyakan porsi protein bisa menyebabkan gagal ginjal pada hewan tersebut dan bisa saja menurunkan rentang hidup kura-kura. Pemilihan protein yang salah seperti memberi makan hewan vertebrata, kacang-kcangan ataupun kedelai juga bisa menyebabkan pertumbuhan yang terlalu cepat sehingga memicu kelainan bentuk shell.
Faktor ketiga adalah serat, dimana asupan serat yang mencukupi dapat membuat pasokan makanan kura-kura sulcata terpenuhi. Contoh makanan yang banyak direkomendasikan terkait kebutuhan serat adalah sepihan jerami yang banyak sekali tersedia di Indonesia. Anda juga bisa memberikan tanah lapang yang memiliki rumput lebat sebagai asupan serat dengan catatan terbebas dari kontaminasi pestisida dan herbisida.
Lalu bagaimana dengan sayuran dan buah-buahan ? Sebenarnya Anda bisa saja sesekali memberikan makanan berupa buah-buahan dan sayuran hijau. tapi berhati-hatilah dengan beberapa jenis sayuran goitrogenik seperti kubis dan brokoli. Sayuran tersebut bila disajikan secara berlebihan bisa menyebabkan goiter dan merusak gungsi tiroid pada kura-kura sulcata. Sayuran lain yang membutuhkan moderasi tinggi adalah bayam, sawi dan wortel.


Beralih ke buah-buahan yang disukai oleh sulcata, hewan ini sangat menyukai buah kaktus dan buah pisang. Kedua jenis buah tersebut termasuk kategori makanan yang baik untuk diberikan pada sulcata. Anda mungkin bisa menggunakan stroberri, blewah, berri, apel namun jangan terlalu banyak. Oiya jauhkan juga buah-buahan berair yang memiliki warna cerah karena sulcata sangat tergoda untuk memakan makanan yang memiliki warna cerah.

Red Footed Tortoise (Chelonoidis carbonaria)


Red Footed Tortoise ( Chelonoidis carbonaria ) Atau biasa disebut Kura-kura Red Foot adalah kura-kura hewan peliharaan populer berasal dari utara Amerika Selatan .

Range and habitat
Habitat alami mereka berkisar dari tenggara Panama ke Venezuela , Guyana , Suriname , dan Guyana di utara , menyusuri Andes ke barat di Kolombia , Ekuador , Peru , dan Bolivia , timur ke Brasil , dan di sepanjang selatan Bolivia , Paraguay , dan mungkin Argentina utara. Mereka tidak merata dalam penyebarannya. 
Mereka juga ditemukan pada beberapa Kepulauan Karibia , meskipun tidak jelas apakah asli atau dibawa oleh manusia . Mereka ditemukan di Antilles Belanda , Trinidad , Tobago , Grenada , Barbados , St Vincent , Grenadines , Santa Lucia , Martinique , Dominica , Guadalupe , Kepulauan Leeward , Kepulauan Virgin , dan Puerto Rico 
Habitat yang disukai dari kura-kura Red Foot bervariasi tergantung daerah tetapi umumnya meliputi suhu musiman cukup konsisten di dekat 30 ° C yang jarang mendapatkan lebih rendah dari 20 ° C atau lebih dari 35 ° C , biasanya dengan kelembaban tinggi dan banyak curah hujan meskipun beberapa daerah bisa  cukup kering .  Kura-kura Red - Foot sering ditemukan di dekat daerah transisi antara hutan dan savana , seperti pembukaan hutan , tepi kayu , atau di sepanjang saluran air
Beberapa Varian dari Red Footed Tortoise
·         Varian Northeastern
Asal                 : Venezuela , Guyana , Suriname , Guyana , dan Brazil
Keterangan      : Kepala dan warna tungkai umumnya cahaya oranye sampai merah.Plastron sebagian besar kuning pucat.

  • Varian Northwestern
    Asal                 : Panama Tenggara dan Kolombia .
Keterangan      : Mirip dengan varian Northeastern tapi warna dasar karapas bukan hitam melainkan abu-abu , coklat tua , atau kopi. Plastron pucat dengan daerah gelap sentral menyerupai tanda seru . Kepala dan anggota badan umumnya kuning pucat sampai jingga. Ukuran rata-rata sedikit lebih kecil biasa 30-35 cm.
  • Varian North
    Asal                 : Kolombia , Ekuador , dan Peru
Keterangan      : Mirip dengan varian Northeastern dengan kepala dan warna tungkai umumnya kuning pucat sampai oranye terang , jarang ada yang merah , kepala dan anggota badan sering berwarna beda . Ukuran rata-rata sedikit lebih kecil biasa - 30-35 cm.
  • Varian South
    Asal                 : Bolivia , Paraguay , Argentina utara.
Keterangan      : Karapas sering berwarna hitam sampai coklat tua , terkadang dengan cahaya abu-abu atau keputihan antara sisik . Plastron sebagian besar gelap dalam pola berbintik-bintik simetris .
  • Varian Eastern
    Asal                 : Timur ke tenggara Brazil .
Keterangan      : karapas sering memiliki abu-abu muda atau keputihan antara sisik . Plastron sebagian besar gelap dalam pola berbintik-bintik simetris . Ukuran cenderung lebih kecil daripada rata-rata varian Northeastern , juga mencapai kematangan seksual pada ukuran yang lebih kecil .  Kepala dan anggota badan baik kekuningan atau merah cherry.

Note: Jenis varian yang berkepala merah ini sering disebut ' Cherry -Head Tortoise '

Size and lifespan
Kura-kura Red - footed dewasa karapas umumnya oval memanjang dengan punggung agak datar dan termasuk kura-kura ukuran menengah yang umumnya rata-rata mencapai 30 cm, tetapi kadang bisa mencapai lebih dari 40 cm . Mereka memiliki karapas berwarna gelap dengan warna merah, orange atau kuning ringan di tengah-tengah setiap scute, dan anggota badan gelap dengan sisik kaki berwarna cerah yang berkisar dari kuning pucat hingga merah gelap.
Ukuran dewasa rata-rata bervariasi menurut wilayah dan jenis kelamin. Kura-kura Red  Foot rata-rata mencapai 30-35 cm dengan laki-laki sedikit lebih besar secara keseluruhan . Kadang ada yang mencapai hingga 45 cm dan pernah ditemukan Red Foot raksasa berasal dari Paraguay dengan panjang 60 cm dan berat lebih dari 28 kg

Handling
Red Foot paling aktif pada suhu 27-30 ° C.  Suasana yang hangat dari 30-31 ° C sangat dianjurkan , dan suhu malam hari bisa turun beberapa derajat lebih rendah . Tingginya kadar kelembaban harus tersedia dalam beberapa bagian dari habitat .
Pencahayaan harus rendah dan menyebar.
Lampu UVB dianjurkan untuk membantu memetabolisme kalsium dan membantu mengatur kelenjar pineal jika kura-kura akan berada di dalam ruangan untuk waktu yang lama .

Diet
Sebagian besar makanan Red Footed Tortoise adalah rumput , daun, bunga , akar , dan tunas dari berbagai macam tanaman serta jamur , invertebrata hidup (seperti semut , rayap , kumbang , kupu-kupu , siput , dan cacing ) , bangkai , dan feses ( terutama dari rubah ). Kadang makan binatang hidup kecil seperti ular dan tikus .
Kura-kura Red Footed termasuk omnivora akan mencari makanan tinggi kalsium pada makanan yang tersedia dan bahkan akan makan tanah kaya mineral jika mereka tidak bisa mendapatkan kalsium yang cukup dalam makanan


Breeding
Kura-kura Redfoot mulai berkembang biak ketika panjang 15-20cm.
Jantan memiliki plastron sangat cekung dan betina biasanya memiliki plastron datar meskipun dapat sedikit cekung.


Perkawinan dimulai dengan jantan yang berjalan dekat di belakang betina. Dia perlahan-lahan akan mencoba untuk me-mount sambil membiarkan serangkaian dengkur rendah

Betina akan mulai bersarang lima sampai enam minggu setelah kawin . Menggali sarang seringkali jika sulit pada tanah keras, Betina buang air kecil untuk melunakkan tanah sebelum menggunakan kaki belakangnya untuk menggali ruang sekitar 10 cm dengan 20cm dalamnya.dalam satu sarang biasanya terdapat 2-7 telur. Betina akan menutupi sarang dan memadatkan tanah setelah bertelur dan sangat jarang kura-kura Red Foot akan bertelur di permukaan, atau dalam sepetak kaktus. Masa inkubasi 105-202 hari dengan 150 hari umumnya.